Salin dan Bagikan
AMP (Accelerated Mobile Pages): Apakah Masih Relevan untuk SEO?

AMP (Accelerated Mobile Pages): Apakah Masih Relevan untuk SEO?

Apa Itu AMP (Accelerated Mobile Pages)?

AMP (Accelerated Mobile Pages) adalah framework open-source yang dikembangkan oleh Google untuk membuat halaman web yang loading sangat cepat di perangkat mobile. Diluncurkan pada tahun 2015, AMP dirancang untuk mengatasi masalah website yang lambat di smartphone dengan membatasi penggunaan HTML, CSS, dan JavaScript tertentu.

Konsep dasar AMP adalah menyederhanakan kode website sehingga halaman bisa dimuat dalam hitungan milidetik. Google bahkan meng-cache halaman AMP di servernya sendiri, sehingga ketika pengguna mengklik hasil pencarian AMP, halaman tersebut sudah siap ditampilkan secara instan.

Namun, dengan perkembangan teknologi web dan perubahan kebijakan Google, banyak yang mempertanyakan: apakah AMP masih relevan untuk SEO di tahun 2025?

Sejarah dan Perkembangan AMP

Untuk memahami relevansi AMP saat ini, penting untuk mengetahui perjalanan teknologi ini:

2015: Peluncuran AMP

  • Google memperkenalkan AMP sebagai solusi untuk web mobile yang lambat
  • Fokus awal pada publisher berita dan media
  • Janji loading time di bawah 1 detik

2016-2018: Era Keemasan AMP

  • AMP menjadi syarat untuk masuk Top Stories carousel di Google
  • Banyak publisher besar mengadopsi AMP
  • Google memberikan badge khusus untuk hasil AMP di SERP

2019-2020: Mulai Dipertanyakan

  • Kritik terhadap monopoli Google atas web
  • Masalah dengan URL yang menggunakan domain Google
  • Beberapa publisher mulai meninggalkan AMP

2021: Perubahan Besar

  • Google menghapus requirement AMP untuk Top Stories
  • Core Web Vitals menjadi faktor ranking utama
  • AMP tidak lagi mendapat perlakuan khusus di SERP

2022-2025: Era Baru

  • AMP tetap ada tapi tidak lagi dominan
  • Fokus bergeser ke Core Web Vitals
  • Banyak alternatif AMP yang muncul

Cara Kerja AMP

AMP bekerja dengan tiga komponen utama:

1. AMP HTML

Versi terbatas dari HTML dengan tag khusus:

  • <amp-img> menggantikan <img>
  • <amp-video> menggantikan <video>
  • Pembatasan pada custom JavaScript
  • Inline CSS maksimal 75KB

2. AMP JS

Library JavaScript yang mengelola:

  • Lazy loading untuk semua resource
  • Prioritas rendering untuk konten above-the-fold
  • Async loading untuk semua elemen

3. AMP Cache

CDN yang dikelola Google:

  • Pre-rendering halaman sebelum diklik
  • Validasi otomatis untuk memastikan compliance
  • Serving dari edge servers terdekat

Kelebihan AMP

Meskipun popularitasnya menurun, AMP masih memiliki beberapa keunggulan:

1. Kecepatan Loading Luar Biasa

  • Halaman AMP rata-rata loading dalam 0.5-1 detik
  • Pre-rendering membuat halaman terasa instan
  • Sangat baik untuk koneksi internet lambat

2. Pengalaman Mobile yang Konsisten

  • Desain yang selalu responsive
  • Tidak ada popup atau interstitial yang mengganggu
  • Layout yang stabil tanpa content shift

3. Penggunaan Bandwidth Rendah

  • File size yang lebih kecil
  • Lazy loading otomatis
  • Cocok untuk pasar emerging dengan internet terbatas

4. Hosting Gratis dari Google

  • Halaman di-cache di server Google
  • Tidak ada biaya bandwidth tambahan
  • Uptime yang sangat tinggi

5. Validasi Otomatis

  • AMP validator memastikan best practices
  • Error detection yang jelas
  • Standarisasi kualitas halaman

Kekurangan AMP

Di sisi lain, AMP memiliki banyak keterbatasan yang membuat banyak website meninggalkannya:

1. Keterbatasan Desain dan Fungsi

  • Tidak bisa menggunakan JavaScript custom
  • CSS terbatas pada 75KB
  • Banyak fitur interaktif tidak bisa diimplementasikan
  • Form dan e-commerce terbatas

2. Masalah Branding

  • URL menggunakan domain Google (ampproject.org)
  • Pengalaman “keluar” dari website asli
  • Kebingungan user tentang sumber konten

3. Kompleksitas Maintenance

  • Harus maintain dua versi halaman (AMP dan non-AMP)
  • Testing dan debugging yang lebih rumit
  • Update framework yang frequent

4. Analytics Terbatas

  • Tracking yang lebih kompleks
  • Attribution yang tidak akurat
  • Kesulitan mengukur user engagement sebenarnya

5. Tidak Lagi Mendapat Privilege SEO

  • Sejak 2021, AMP tidak wajib untuk Top Stories
  • Tidak ada ranking boost khusus untuk AMP
  • Core Web Vitals lebih penting dari AMP status

Apakah AMP Masih Relevan untuk SEO di 2025?

Jawabannya: tergantung pada jenis website dan prioritas Anda.

AMP Masih Relevan Untuk:

  1. Website Berita dengan Traffic Besar

    • Publisher yang sudah invest besar di AMP
    • Pasar dengan mayoritas mobile traffic
    • Region dengan internet lambat
  2. Website dengan Resource Terbatas

    • Tim kecil yang kesulitan optimasi performa
    • Website legacy yang sulit di-optimize
    • Budget terbatas untuk infrastruktur
  3. Konten Statis Sederhana

    • Blog dengan konten text-heavy
    • Artikel berita tanpa fitur interaktif
    • Landing page sederhana

AMP Kurang Relevan Untuk:

  1. E-commerce dan Website Interaktif

    • Keterbatasan JavaScript menghambat fungsi
    • Checkout dan cart sulit diimplementasi
    • User experience yang terbatas
  2. Website dengan Branding Kuat

    • Custom design tidak bisa diimplementasi penuh
    • Masalah URL dan attribution
    • Pengalaman brand yang tidak konsisten
  3. Website yang Sudah Fast

    • Jika Core Web Vitals sudah bagus, AMP tidak perlu
    • Modern framework (Next.js, Nuxt) sudah cukup cepat
    • Effort lebih baik digunakan untuk optimasi lain

Alternatif AMP untuk Performa Mobile

Jika Anda memutuskan tidak menggunakan AMP, berikut alternatif untuk mencapai performa mobile yang baik:

1. Optimasi Core Web Vitals

  • LCP (Largest Contentful Paint) - Optimasi loading konten utama
  • FID (First Input Delay) - Minimalisir blocking JavaScript
  • CLS (Cumulative Layout Shift) - Stabilkan layout halaman

2. Implementasi PWA (Progressive Web App)

  • Offline capability
  • App-like experience
  • Push notifications

3. Modern JavaScript Frameworks

  • Next.js dengan Static Generation
  • Nuxt.js untuk Vue
  • Gatsby untuk React

4. CDN dan Edge Computing

  • Cloudflare Workers
  • Vercel Edge Functions
  • AWS CloudFront

5. Image Optimization

  • WebP dan AVIF format
  • Lazy loading native
  • Responsive images

Tips Jika Tetap Menggunakan AMP

Jika Anda memutuskan untuk tetap menggunakan AMP, berikut tips untuk maksimalisasi manfaatnya:

1. Gunakan AMP untuk Konten yang Tepat

  • Fokus pada artikel dan blog post
  • Hindari untuk halaman dengan fungsi kompleks
  • Pertimbangkan AMP hanya untuk landing page

2. Implementasi dengan Benar

  • Pastikan validasi AMP selalu passed
  • Gunakan structured data yang tepat
  • Monitor performa dengan Search Console

3. Maintain Kedua Versi dengan Baik

  • Sync konten antara AMP dan canonical
  • Pastikan internal linking benar
  • Monitor analytics kedua versi

4. Pertimbangkan AMP Stories

  • Format yang masih aktif dikembangkan
  • Baik untuk konten visual
  • Engagement yang tinggi

Masa Depan AMP

Meskipun AMP tidak lagi dominan seperti dulu, teknologi ini tidak akan hilang dalam waktu dekat:

  • Open governance - AMP sekarang dikelola oleh OpenJS Foundation, bukan hanya Google
  • Fokus baru - Pengembangan lebih ke AMP Email dan AMP Stories
  • Integrasi - Komponen AMP bisa digunakan tanpa full AMP implementation
  • Web Components - AMP berevolusi menjadi library web components

Kesimpulan

AMP (Accelerated Mobile Pages) telah memainkan peran penting dalam mendorong web yang lebih cepat. Namun, dengan perubahan kebijakan Google dan munculnya alternatif yang lebih fleksibel, relevansi AMP telah menurun signifikan.

Untuk sebagian besar website di tahun 2025, fokus pada Core Web Vitals dan optimasi performa standar adalah strategi yang lebih baik daripada implementasi AMP. Investasi waktu dan resource lebih baik digunakan untuk:

  • Optimasi gambar dan asset
  • Implementasi lazy loading
  • Minimalisir JavaScript blocking
  • Penggunaan CDN yang efektif
  • Modern hosting dan caching

AMP masih bisa menjadi pilihan untuk kasus-kasus tertentu, terutama untuk publisher berita besar atau website yang menargetkan pasar dengan internet lambat. Namun, untuk mayoritas website, AMP bukan lagi keharusan untuk sukses di SEO.

Yang terpenting adalah memberikan pengalaman pengguna yang cepat dan menyenangkan, baik dengan atau tanpa AMP. Gunakan tools seperti PageSpeed Insights dan Chrome DevTools untuk mengukur dan meningkatkan performa website Anda secara berkelanjutan.

Link Postingan : https://www.tirinfo.com/amp-accelerated-mobile-pages-apakah-masih-relevan-untuk-seo/

Hendra WIjaya
Tirinfo
5 minutes.
9 December 2025