Salin dan Bagikan
Cara Investasi SBN untuk Pemula: Panduan Lengkap Surat Berharga Negara

Cara Investasi SBN untuk Pemula: Panduan Lengkap Surat Berharga Negara

Apa Itu SBN?

Surat Berharga Negara (SBN) adalah surat utang yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk membiayai pembangunan nasional. Dengan membeli SBN, Anda meminjamkan uang kepada negara dan mendapat imbal hasil berupa kupon (bunga).

SBN adalah salah satu instrumen investasi paling aman di Indonesia karena dijamin 100% oleh pemerintah. Tidak ada risiko gagal bayar (default) selama NKRI masih berdiri.

Mengapa Investasi SBN?

1. Dijamin Pemerintah

  • Pembayaran pokok dan kupon dijamin negara
  • Tercantum dalam UU APBN
  • Risiko default hampir nol

2. Kupon Lebih Tinggi dari Deposito

  • SBN: 5-7% per tahun
  • Deposito: 3-4% per tahun
  • Selisih signifikan dalam jangka panjang

3. Pajak Lebih Rendah

  • Pajak SBN: 10% (final)
  • Pajak deposito: 20% (final)
  • Net yield SBN lebih tinggi

4. Modal Terjangkau

  • Minimum: Rp1.000.000
  • Maksimum: Rp5.000.000.000
  • Accessible untuk semua kalangan

5. Mendukung Pembangunan Nasional

  • Dana digunakan untuk infrastruktur
  • Pendidikan, kesehatan
  • Kontribusi nyata untuk negara

Jenis-Jenis SBN Ritel

1. ORI (Obligasi Negara Ritel)

Karakteristik:

  • Kupon: Tetap (fixed rate)
  • Tenor: 3 tahun
  • Pembayaran kupon: Bulanan
  • Tradeable: Bisa dijual di pasar sekunder

Cocok untuk:

  • Investor yang ingin kepastian kupon
  • Yang mungkin butuh likuiditas (jual sebelum jatuh tempo)

2. SBR (Savings Bond Ritel)

Karakteristik:

  • Kupon: Mengambang (floating rate)
  • Tenor: 2 tahun
  • Pembayaran kupon: Bulanan
  • Tradeable: Tidak bisa dijual (hold sampai maturity)

Keunggulan:

  • Kupon mengikuti suku bunga acuan
  • Ada floor rate (kupon minimum)
  • Saat suku bunga naik, kupon ikut naik

Cocok untuk:

  • Investor yang bisa hold sampai jatuh tempo
  • Yang ingin proteksi terhadap kenaikan suku bunga

3. SR (Sukuk Ritel)

Karakteristik:

  • Prinsip: Syariah
  • Kupon: Tetap (fixed rate) - disebut “imbalan”
  • Tenor: 3 tahun
  • Pembayaran kupon: Bulanan
  • Tradeable: Bisa dijual di pasar sekunder

Cocok untuk:

  • Investor yang ingin investasi syariah
  • Yang butuh kepastian imbalan

4. ST (Sukuk Tabungan)

Karakteristik:

  • Prinsip: Syariah
  • Kupon: Mengambang (floating rate)
  • Tenor: 2 tahun
  • Pembayaran kupon: Bulanan
  • Tradeable: Tidak bisa dijual

Cocok untuk:

  • Investor syariah yang bisa hold
  • Yang ingin proteksi terhadap kenaikan suku bunga

Perbandingan SBN Ritel

AspekORISBRSRST
KuponFixedFloatingFixedFloating
Tenor3 tahun2 tahun3 tahun2 tahun
TradeableYaTidakYaTidak
SyariahTidakTidakYaYa
MinimumRp1 jutaRp1 jutaRp1 jutaRp1 juta

Cara Membeli SBN

Step 1: Persiapkan Dokumen

Yang dibutuhkan:

  • KTP (e-KTP)
  • NPWP
  • Rekening bank (untuk terima kupon dan pokok)
  • Email dan nomor HP aktif

Step 2: Daftar di Mitra Distribusi

Pilihan mitra distribusi:

Bank:

  • BCA
  • Mandiri
  • BNI
  • BRI
  • CIMB Niaga
  • Dan lainnya

Sekuritas:

  • Mandiri Sekuritas
  • BCA Sekuritas
  • Indo Premier (IPOT)

Fintech:

  • Bareksa
  • Bibit
  • Tanamduit
  • Welma
  • Investree

Step 3: Verifikasi Identitas

  1. Upload foto KTP
  2. Foto selfie dengan KTP
  3. Isi data diri lengkap
  4. Tunggu verifikasi (1-3 hari kerja)

Step 4: Pantau Jadwal Penawaran

Cara mengetahui:

  • Website kemenkeu.go.id
  • Media sosial Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko
  • Notifikasi dari mitra distribusi
  • Berita keuangan

Frekuensi penawaran:

  • Sekitar 4-6 seri per tahun
  • ORI: 1-2 kali per tahun
  • SBR: 1-2 kali per tahun
  • SR: 1-2 kali per tahun
  • ST: 1-2 kali per tahun

Step 5: Lakukan Pemesanan

Saat masa penawaran:

  1. Login ke mitra distribusi
  2. Pilih SBN yang tersedia
  3. Tentukan nominal (min Rp1 juta, kelipatan Rp1 juta)
  4. Konfirmasi pesanan
  5. Transfer dana sesuai nominal + fee (jika ada)

Step 6: Tunggu Alokasi

  • Alokasi biasanya dalam 1-2 minggu setelah masa penawaran tutup
  • Cek konfirmasi via email atau aplikasi
  • Jika oversubscribed, bisa dapat kurang dari pesanan

Step 7: Terima Kupon Bulanan

  • Kupon masuk ke rekening bank setiap bulan
  • Tanggal pembayaran sudah ditentukan saat penerbitan
  • Otomatis, tidak perlu klaim

Menghitung Return SBN

Kupon Tahunan

Contoh ORI dengan kupon 6.3%:

  • Investasi: Rp10.000.000
  • Kupon bruto per tahun: 6.3% × Rp10.000.000 = Rp630.000
  • Pajak 10%: Rp63.000
  • Kupon neto per tahun: Rp567.000
  • Kupon neto per bulan: Rp47.250

Perbandingan dengan Deposito

SBN:

  • Kupon bruto: 6.3%
  • Pajak: 10%
  • Kupon neto: 5.67%

Deposito:

  • Bunga bruto: 4%
  • Pajak: 20%
  • Bunga neto: 3.2%

Selisih: 5.67% - 3.2% = 2.47% lebih tinggi!

Strategi Investasi SBN

1. Buy and Hold

Strategi paling simple:

  • Beli SBN
  • Terima kupon bulanan
  • Tunggu jatuh tempo
  • Terima pokok

Cocok untuk: Semua investor, terutama pemula

2. Laddering

Strategi diversifikasi tenor:

  • Beli SBN dengan jatuh tempo berbeda
  • Setiap tahun ada yang jatuh tempo
  • Reinvest ke SBN baru

Contoh:

  • 2024: Beli ORI tenor 3 tahun (jatuh tempo 2027)
  • 2025: Beli SR tenor 3 tahun (jatuh tempo 2028)
  • 2026: Beli ORI tenor 3 tahun (jatuh tempo 2029)

3. Mix Fixed dan Floating

Strategi:

  • 50% di fixed rate (ORI/SR)
  • 50% di floating rate (SBR/ST)

Manfaat:

  • Fixed: Kepastian kupon
  • Floating: Proteksi saat suku bunga naik

4. Early Redemption (Untuk SBR/ST)

SBR dan ST punya fitur early redemption:

  • Bisa dicairkan lebih awal (setelah holding period)
  • Biasanya setelah 1 tahun
  • Maksimal 50% dari kepemilikan

Kapan gunakan:

  • Butuh dana darurat
  • Ada peluang investasi lebih baik

Tips Investasi SBN

1. Maksimalkan Alokasi

  • Jika budget tersedia, beli mendekati maksimum (Rp5 miliar)
  • Return lebih besar
  • Tapi sesuaikan dengan kondisi keuangan

2. Beli Saat Kupon Tinggi

  • Perhatikan tren suku bunga
  • Beli fixed rate saat suku bunga tinggi (untuk lock-in)
  • Beli floating rate saat ekspektasi suku bunga naik

3. Diversifikasi dengan Instrumen Lain

  • SBN untuk fixed income (30-50%)
  • Reksa dana/saham untuk growth (50-70%)
  • Balance sesuai profil risiko

4. Reinvest Kupon

  • Jangan habiskan kupon bulanan
  • Kumpulkan untuk beli SBN berikutnya
  • Atau invest di reksa dana/saham

5. Daftar di Multiple Mitra

  • Bisa membeli dari berbagai mitra
  • Jika satu sistem error, punya backup
  • Compare fee/promo

FAQ SBN

Apakah bisa rugi investasi SBN?

Hold sampai maturity: Tidak bisa rugi, pokok dijamin kembali 100%

Jual di pasar sekunder (ORI/SR):

  • Harga bisa naik atau turun tergantung pasar
  • Jika jual saat harga turun, bisa rugi
  • Jika hold sampai maturity, tidak rugi

Apa yang terjadi jika pemerintah default?

Secara praktis tidak mungkin terjadi:

  • Indonesia punya kemampuan cetak uang
  • SBN ada dalam UU APBN
  • Sejarah Indonesia tidak pernah default SBN

Apakah SBN termasuk investasi syariah?

  • SR dan ST: Ya, sudah certified syariah dari DSN-MUI
  • ORI dan SBR: Konvensional

Bagaimana jika tidak kebagian saat penawaran?

  • Jika oversubscribed, alokasi dibagi rata
  • Bisa dapat kurang dari pesanan
  • Tunggu penawaran berikutnya

Apakah bisa dibeli atas nama anak?

  • Ya, jika anak sudah punya KTP/NIK
  • Perlu dokumen tambahan

Kesimpulan

SBN (Surat Berharga Negara) adalah instrumen investasi ideal untuk pemula dan investor konservatif. Dengan jaminan pemerintah, kupon lebih tinggi dari deposito, dan pajak lebih rendah, SBN menawarkan return yang menarik dengan risiko minimal.

Langkah mulai investasi SBN:

  1. Siapkan dokumen (KTP, NPWP, rekening)
  2. Daftar di mitra distribusi
  3. Pantau jadwal penawaran
  4. Beli sesuai budget saat masa penawaran
  5. Terima kupon bulanan
  6. Hold sampai jatuh tempo atau reinvest

Dengan SBN, Anda tidak hanya berinvestasi untuk diri sendiri, tetapi juga berkontribusi untuk pembangunan Indonesia. Mulai dari Rp1 juta, siapa pun bisa menjadi investor obligasi negara!

Link Postingan : https://www.tirinfo.com/cara-investasi-sbn-untuk-pemula-panduan-lengkap-surat-berharga-negara/

Hendra WIjaya
Tirinfo
5 minutes.
8 December 2025