Nofollow vs Dofollow: Perbedaan dan Kapan Menggunakannya

Pendahuluan

Dalam dunia SEO, link adalah mata uang penting. Namun tidak semua link diciptakan sama. Perbedaan antara nofollow dan dofollow links sangat penting dipahami untuk strategi link building dan SEO yang efektif. Artikel ini akan menjelaskan semuanya secara detail.

Apa Itu Dofollow Link?

Dofollow adalah default attribute untuk semua hyperlinks. Link dofollow memerintahkan search engine untuk mengikuti link tersebut dan memperhitungkannya dalam algoritma ranking.

Cara Kerja Dofollow

<!-- Link dofollow (default) -->
<a href="https://example.com">Klik di sini</a>

<!-- Atau eksplisit -->
<a href="https://example.com" rel="dofollow">Klik di sini</a>

Yang terjadi:

1. Googlebot menemukan link
2. Mengikuti link ke target URL
3. Memperhitungkan link sebagai “vote” untuk target
4. Melewatkan PageRank/link equity

Manfaat Dofollow Links

1. Meningkatkan authority - Transfer PageRank ke target
2. Membantu indexing - Googlebot discover new pages
3. Ranking signal - Faktor penting dalam algoritma
4. Referral traffic - User dapat mengklik

Apa Itu Nofollow Link?

Nofollow adalah attribute yang memberitahu search engine untuk tidak mengikuti link atau tidak memperhitungkannya sebagai endorsement.

Cara Implementasi Nofollow

<!-- Nofollow link -->
<a href="https://example.com" rel="nofollow">Klik di sini</a>

Yang terjadi:

1. Googlebot menemukan link
2. Tidak memperhitungkan sebagai vote/endorsement
3. Awalnya tidak mengikuti link (sekarang sebagai “hint”)
4. Tidak melewatkan PageRank

Sejarah Nofollow

2005: Google memperkenalkan nofollow untuk combat comment spam

2019: Google mengubah approach:

• Nofollow sekarang sebagai “hint” bukan directive
• Memperkenalkan UGC dan Sponsored attributes

Attribute Rel Link Lengkap

1. rel=“nofollow”

Untuk link yang tidak ingin Anda endorse.

<a href="https://example.com" rel="nofollow">Link</a>

Gunakan untuk:

• Link ke situs yang tidak dipercaya
• Paid links (jika belum pakai sponsored)
• Link dalam komentar (jika tidak ada UGC)

2. rel=“sponsored”

Khusus untuk link berbayar atau advertising.

<a href="https://advertiser.com" rel="sponsored">Sponsored Post</a>

Gunakan untuk:

• Paid placements
• Sponsored content
• Affiliate links
• Advertisements

3. rel=“ugc”

Untuk User Generated Content.

<a href="https://example.com" rel="ugc">User Link</a>

Gunakan untuk:

• Comments
• Forum posts
• User profiles
• Wiki-style edits

4. Kombinasi Attributes

Anda bisa menggabungkan attributes:

<!-- Sponsored + nofollow -->
<a href="https://example.com" rel="sponsored nofollow">Iklan</a>

<!-- UGC + nofollow -->
<a href="https://example.com" rel="ugc nofollow">Komentar</a>

Perbedaan Dofollow vs Nofollow

Kapan Menggunakan Masing-masing

Gunakan Dofollow untuk:

1. Editorial links - Link yang Anda genuinely recommend
2. Internal links - Navigasi dalam website sendiri
3. Trusted external sources - References dan citations
4. Guest posts (earned) - Jika memang layak
5. Partner websites - Kolaborasi genuine

Gunakan Nofollow untuk:

1. Paid links - Wajib per Google guidelines
2. Untrusted content - Sumber yang belum diverifikasi
3. Login/register links - No SEO value needed
4. Widgets yang create links - Embed codes
5. Press releases - Industry standard

Gunakan Sponsored untuk:

1. Affiliate links - Product recommendations dengan affiliate ID
2. Sponsored posts - Paid content
3. Advertisements - Banner, text ads
4. Paid reviews - Product review yang dibayar
5. Influencer partnerships - Paid promotions

Gunakan UGC untuk:

1. Blog comments - User submissions
2. Forum posts - Community content
3. User reviews - Customer testimonials
4. Social sharing - User-generated links
5. Community profiles - User bios

Implementasi di Berbagai Platform

WordPress

// Di functions.php untuk external links
function add_nofollow_external($content) {
    return preg_replace_callback(
        '/<a[^>]+href=["\']([^"\']+)["\'][^>]*>/i',
        function($matches) {
            if (strpos($matches[1], home_url()) === false) {
                return str_replace('<a ', '<a rel="nofollow" ', $matches[0]);
            }
            return $matches[0];
        },
        $content
    );
}
add_filter('the_content', 'add_nofollow_external');

Plugins:

• Yoast SEO - Manage link attributes
• Rank Math - Auto nofollow settings
• External Links - Dedicated plugin

HTML Manual

<!-- Dofollow (default) -->
<a href="https://trusted-site.com">Trusted Link</a>

<!-- Nofollow -->
<a href="https://untrusted.com" rel="nofollow">Untrusted</a>

<!-- Sponsored affiliate -->
<a href="https://product.com?ref=123" rel="sponsored">Buy Now</a>

<!-- User comment -->
<a href="https://usersite.com" rel="ugc nofollow">User's Website</a>

JavaScript Frameworks

// React
<a href="https://example.com" rel="nofollow noreferrer noopener">Link</a>

// Tambahkan noreferrer dan noopener untuk security

Link Profile yang Sehat

Ratio yang Natural

Website normal memiliki mix links:

• 60-80% dofollow
• 20-40% nofollow/sponsored/ugc

Red flags:

• 100% dofollow (unnatural)
• 100% nofollow (weird)
• Semua dari satu source

Diversity

Backlink profile sehat memiliki:

• Mix anchor text (branded, generic, keyword)
• Berbagai domain sources
• Natural ratio dofollow/nofollow
• Links dari berbagai page types

Common Mistakes

1. Nofollow Semua External Links

Problem: Tidak memberikan value ke ecosystem

Better: Nofollow yang memang perlu, dofollow trusted sources

2. Tidak Nofollow Paid Links

Problem: Melanggar Google guidelines, risiko penalty

Fix: Selalu gunakan rel=“sponsored” untuk paid links

3. Ignore UGC Attribute

Problem: Masih pakai nofollow saja untuk comments

Better: Gunakan rel=“ugc” untuk user-generated content

4. Nofollow Internal Links

Problem: Membuang PageRank internal

Fix: Jangan nofollow internal links (kecuali login pages)

Apakah Nofollow Links Masih Berguna?

1. Referral Traffic

Nofollow links tetap dapat diklik dan generate traffic.

2. Brand Awareness

Mentions di high-traffic sites valuable untuk branding.

3. Diversification

Natural link profile membutuhkan mix of link types.

4. Indirect SEO

Nofollow dapat lead ke dofollow (orang discover → naturally link).

5. Google’s Hint System

Sejak 2019, Google mungkin mempertimbangkan nofollow sebagai hint untuk ranking dan crawling.

Cara Check Link Attributes

Browser Extensions

• NoFollow - Highlight nofollow links
• SEOquake - Comprehensive analysis
• MozBar - Link metrics

Manual Check

1. Right-click link
2. Inspect element
3. Cari attribute rel=""

Tools

• Ahrefs - Backlink analysis dengan dofollow/nofollow filter
• Screaming Frog - Crawl site untuk link analysis
• SEMrush - Backlink audit

Audit Link Attributes

Outbound Links Audit

1. Crawl website dengan Screaming Frog
2. Export semua outbound links
3. Check apakah paid links sudah di-nofollow
4. Pastikan trusted links adalah dofollow

Inbound Links Audit

1. Gunakan Ahrefs atau SEMrush
2. Filter by dofollow/nofollow
3. Analyze ratio
4. Identify suspicious patterns

Kesimpulan

Memahami nofollow vs dofollow adalah fundamental untuk SEO:

1. Dofollow - Default, transfer PageRank, untuk trusted links
2. Nofollow - Non-endorsement, untuk untrusted/paid links
3. Sponsored - Khusus paid placements dan affiliates
4. UGC - User-generated content

Best practices:

• Gunakan attribute yang tepat sesuai konteks
• Jangan over-optimize dengan nofollow semua external
• Pastikan paid links menggunakan sponsored/nofollow
• Natural mix adalah yang terbaik

Link building yang sukses fokus pada earning dofollow links berkualitas sambil maintain healthy link profile dengan mix natural dari berbagai jenis link.