PageRank: Sejarah, Cara Kerja, dan Relevansinya untuk SEO Modern
Pendahuluan
PageRank adalah algoritma yang menjadi fondasi Google dan merevolusi cara search engine meranking website. Meskipun public PageRank toolbar sudah dihentikan sejak 2016, konsep PageRank tetap menjadi bagian penting dari algoritma Google. Artikel ini membahas sejarah, cara kerja, dan relevansi PageRank untuk SEO modern.
Sejarah PageRank
Lahirnya Google
1996: Larry Page dan Sergey Brin, mahasiswa PhD di Stanford, mengembangkan algoritma ranking berbasis link analysis.
1998: Google didirikan dengan PageRank sebagai core technology.
Nama “PageRank”: Dinamai dari Larry Page (bukan dari “web page”).
Timeline PageRank
- 1998: PageRank diimplementasikan di Google
- 2000: Google Toolbar menampilkan PageRank score
- 2009-2013: Update PageRank semakin jarang
- 2014: Matt Cutts mengkonfirmasi tidak ada update lagi
- 2016: PageRank toolbar dihapus sepenuhnya
Cara Kerja PageRank Original
Konsep Dasar
PageRank mengukur “importance” halaman berdasarkan jumlah dan kualitas links yang mengarah kepadanya.
Analogi Random Surfer
Bayangkan user yang browsing web secara random:
- Mulai dari halaman random
- Klik link secara acak
- Kadang bosan dan jump ke halaman random lain
PageRank = Probabilitas random surfer berada di halaman tersebut
Formula PageRank
PR(A) = (1-d) + d × Σ(PR(Ti)/C(Ti))
Dimana:
- PR(A) = PageRank halaman A
- d = Damping factor (biasanya 0.85)
- PR(Ti) = PageRank halaman yang link ke A
- C(Ti) = Jumlah outbound links dari halaman Ti
Contoh Sederhana
Halaman B (PR: 0.4) → link ke A
Halaman C (PR: 0.6) → link ke A
Halaman B punya 2 outbound links
Halaman C punya 4 outbound links
PR(A) = (1-0.85) + 0.85 × (0.4/2 + 0.6/4)
PR(A) = 0.15 + 0.85 × (0.2 + 0.15)
PR(A) = 0.15 + 0.2975
PR(A) = 0.4475
Damping Factor
d = 0.85 artinya:
- 85% chance user mengikuti link
- 15% chance user jump ke halaman random
Ini mencegah “rank sink” (halaman tanpa outbound links mengumpulkan semua PageRank).
Prinsip-prinsip PageRank
1. Quality Over Quantity
Satu link dari halaman high-PR lebih valuable dari banyak links dari low-PR pages.
2. PageRank Flows
PageRank “mengalir” melalui links:
- Halaman dengan banyak inbound links = PR tinggi
- PR dibagi ke semua outbound links
3. Internal Links Matter
PageRank mengalir dalam website juga:
- Homepage biasanya PR tertinggi
- Internal links mendistribusikan PR
4. Link Equity Division
PR halaman dibagi rata ke semua outbound links:
- Page PR 10 dengan 2 links → masing-masing dapat ~5
- Page PR 10 dengan 100 links → masing-masing dapat ~0.1
PageRank di Era Modern
Apakah PageRank Masih Digunakan?
Ya! Tapi berbeda dari versi original:
- Internal metric - Google masih gunakan, tapi tidak publik
- Evolved - Sudah dikembangkan jauh dari formula original
- One of many signals - Bukan satu-satunya ranking factor
Google’s Confirmation
Gary Illyes (Google) di 2017:
“We still use PageRank, and several other signals.”
Modern Link Signals
Selain PageRank, Google sekarang mempertimbangkan:
- Relevance - Link dari topik terkait
- Anchor text - Teks yang di-link
- Context - Dimana link ditempatkan
- Trust - Credibility dari linking site
- Freshness - Kapan link ditambahkan
Implikasi untuk SEO Modern
1. Links Masih Penting
Konsep dasar PageRank tetap valid:
- Quality backlinks meningkatkan ranking
- Internal linking mendistribusikan authority
- Link dari authoritative sites lebih berharga
2. Link Building Strategy
Prinsip PageRank mempengaruhi strategi:
Do:
- Dapatkan links dari high-authority sites
- Build topically relevant links
- Diversifikasi link sources
Don’t:
- Mass link building dari low-quality sites
- Buy links (Google penalty)
- Excessive link exchanges
3. Internal Linking
Optimasi berdasarkan prinsip PageRank:
Homepage (Highest Authority)
↓
Category Pages (Medium)
↓
Individual Posts (Distribute)
↓↑
Cross-linking related posts
Tips:
- Link dari high-traffic pages ke important pages
- Reduce clicks-from-homepage untuk priority pages
- Use descriptive anchor text
4. PageRank Sculpting (Deprecated)
Old technique: Nofollow internal links untuk “sculpt” PageRank flow.
Current reality: Google sekarang tetap menghitung link untuk division, jadi sculpting tidak efektif.
Tools untuk Estimasi Link Authority
Karena PageRank tidak publik, tools pihak ketiga membuat estimasi:
| Tool | Metric | Scale |
|---|---|---|
| Moz | Domain Authority (DA), Page Authority (PA) | 1-100 |
| Ahrefs | Domain Rating (DR), URL Rating (UR) | 1-100 |
| SEMrush | Authority Score | 1-100 |
| Majestic | Trust Flow, Citation Flow | 1-100 |
Catatan: Ini semua proxy metrics, bukan actual PageRank.
Common Misconceptions
1. “PageRank is Dead”
False. PageRank sebagai public metric memang dihentikan, tapi konsepnya masih jadi bagian algoritma Google.
2. “Nofollow Means No PageRank”
Partially true. Nofollow links tidak pass PageRank, tapi Google sekarang treat nofollow sebagai “hint” bukan directive.
3. “More Links = Better Rankings”
Oversimplified. Quality dan relevance lebih penting dari quantity.
4. “High DA = High Rankings”
Correlation, not causation. DA adalah metric pihak ketiga yang memprediksi ranking potential, bukan direct ranking factor.
Lessons dari PageRank untuk Link Building
1. Focus on Earning, Not Building
Links yang naturally earned lebih sustainable:
- Create link-worthy content
- Build relationships dengan industry
- Provide value yang orang mau reference
2. Quality Hierarchy
Best: Editorial link dari major publication
Good: Guest post di relevant industry blog
OK: Directory dari relevant organization
Poor: Random blog comment
Bad: Purchased links
3. Relevance Matters More Now
PageRank original tidak consider topical relevance. Modern algorithm sangat mempertimbangkan:
- Link dari cooking blog ke recipe = Relevant
- Link dari cooking blog ke car insurance = Not relevant
4. Natural Link Profile
Variasi penting:
- Mix of high dan low authority
- Various anchor texts
- Different link types (editorial, resource, etc.)
- Gradual growth over time
Kesimpulan
PageRank adalah:
- Fondasi Google - Algoritma revolutionary yang mengubah search
- Masih digunakan - Sebagai internal signal, bukan public metric
- Evolved - Jauh lebih sophisticated dari formula original
Implikasi untuk SEO:
- Links masih menjadi ranking factor penting
- Quality dan relevance lebih penting dari quantity
- Internal linking strategy matters
- Use proxy metrics (DA, DR) untuk guidance
Meskipun kita tidak bisa melihat PageRank lagi, memahami konsepnya membantu membuat strategi link building yang efektif dan sustainable.
Link Postingan : https://www.tirinfo.com/pagerank-sejarah-cara-kerja-dan-relevansinya-untuk-seo-modern/